kalimatnya.com, menegaskan bahwa politik uang merupakan ancaman serius bagi demokrasi di Indonesia. Dalam pandangannya, praktik politik uang tidak hanya merugikan negara, tetapi juga merusak tatanan sosial masyarakat yang telah dibangun dengan susah payah. “Politik uang adalah bentuk manipulasi yang melemahkan prinsip demokrasi. Praktik ini hanya menghasilkan pemimpin yang tidak memiliki integritas dan kepedulian terhadap rakyat,” ujarnya.
Menurut Fuad, untuk menghadapi tantangan ini, masyarakat perlu diberikan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya pendidikan politik. Ia percaya bahwa dengan memahami sistem politik dan hak-hak sebagai warga negara, masyarakat akan lebih sulit dimanipulasi oleh iming-iming materi yang ditawarkan oleh para pelaku politik uang. “Kita perlu terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar mereka paham akan bahaya politik uang. Harapannya, ke depan masyarakat memilih pemimpin yang benar-benar memiliki integritas, bukan sekadar memilih karena pemberian,” tegasnya.
Fuad juga mengajak masyarakat untuk lebih aktif dalam mengawasi pelaksanaan pemilu. Ia menekankan pentingnya peran masyarakat dalam melaporkan indikasi praktik politik uang yang mungkin terjadi. “Jangan takut untuk melaporkan. Kita harus bersama-sama melawan praktik politik uang ini. Laporan masyarakat sangat penting untuk memastikan pemilu berjalan jujur dan adil,” imbuhnya.
Lebih jauh, Fuad menyebutkan perlunya sinergi antara masyarakat, penyelenggara pemilu, dan penegak hukum dalam memerangi praktik politik uang. “Kolaborasi ini harus diperkuat. Jika semua pihak serius melawan, kita bisa mewujudkan demokrasi yang sehat,” kata Fuad. Ia berharap bahwa dengan upaya bersama, Indonesia bisa mencapai pemilu yang bersih dan transparan.
Sebagai penutup, Fuad berharap bahwa Pilkada 2024 akan menjadi momentum perubahan menuju demokrasi yang lebih bersih dan berkualitas.(adv)
No Responses