kalimatnya.com, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Kalimantan Timur mencatatkan angka golongan putih (golput) yang cukup tinggi, mencapai 42,85 persen atau lebih dari satu juta pemilih. Hal ini mendapat perhatian khusus dari anggota DPRD Kaltim, Sigit Wibowo, yang menyampaikan keprihatinannya terkait rendahnya partisipasi masyarakat dalam pilkada kali ini.
“Angka golput yang tinggi ini sangat memprihatinkan. Sebagai negara demokrasi, setiap suara masyarakat sangat berarti. Tingginya golput menjadi masalah besar karena dapat mencerminkan adanya ketidakpedulian atau ketidakpercayaan terhadap proses demokrasi,” ujar Sigit Wibowo dalam pesan singkat yang disampaikan pada Jumat (29/11/2024).
Sigit menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam Pilkada Kaltim. Salah satu faktor utama yang dianggap berperan besar adalah kedekatan jadwal Pilkada dengan Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) yang digelar beberapa bulan sebelumnya. Menurutnya, rentang waktu yang sangat dekat antara kedua ajang pemilu ini menyebabkan kelelahan politik di kalangan masyarakat. “Banyak masyarakat yang merasa sudah terlalu banyak terlibat dalam pemilu sebelumnya, dan akhirnya merasa lelah atau jenuh untuk berpartisipasi lagi dalam pilkada,” jelas Sigit.
Selain itu, Sigit Wibowo juga menyoroti masalah klasik yang tak kunjung selesai, yakni ketidakpuasan masyarakat terhadap calon pemimpin yang tersedia. Banyak pemilih yang merasa bahwa kandidat yang ada tidak memiliki visi dan misi yang jelas atau tidak mampu memenuhi harapan mereka. “Salah satu faktor utama yang membuat banyak warga enggan memilih adalah mereka merasa tidak ada pilihan pemimpin yang sesuai dengan keinginan mereka,” ujarnya.
Sigit juga menekankan perlunya meningkatkan pengetahuan dan kesadaran politik di kalangan masyarakat. Banyak orang yang belum sepenuhnya memahami bahwa keputusan yang diambil melalui Pilkada akan berdampak langsung pada kehidupan mereka, terutama dalam hal kebijakan publik. “Keputusan politik yang dihasilkan dari pilkada sangat memengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat, mulai dari harga barang kebutuhan pokok, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Ini adalah hal-hal yang seharusnya menjadi perhatian setiap warga negara,” tambahnya.(adv)
– rizal
No Responses