kalimatnya.com – Ratusan siswa dari Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di seluruh Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) turut meramaikan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2024. Acara ini diselenggarakan oleh Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar di Grand Elty Singgasana, Tenggarong, Kukar, Kalimantan Timur, dan berlangsung selama dua hari.
Ketua Panitia FTBI 2024, Awang Rifani, menjelaskan bahwa kegiatan dimulai dengan babak penyisihan pada hari pertama, dilanjutkan dengan grand final pada hari kedua untuk menentukan pemenang dari setiap kategori lomba. “Kategori lomba yang dipertandingkan meliputi Protak (mendongeng), Nyanyi Tingkilan, Membaca Puisi, Bepidato, Bertarsul, Belocoan, serta Ngarang Kesah Pendak (mendongeng),” kata Awang Rifani pada Selasa, 3 September 2024.
Tujuan FTBI 2024 adalah untuk mempromosikan dan melestarikan bahasa ibu, khususnya bahasa Kutai, agar lebih dikenal dan digunakan oleh anak-anak di era digital yang didominasi oleh media sosial. “Diharapkan kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap bahasa ibu mereka,” tambahnya. Bahasa Kutai juga telah diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah-sekolah SD dan SMP, agar dapat diteruskan kepada generasi berikutnya.
Bupati Kukar, Edi Damansyah, melalui Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Disdikbud Kukar, Joko Sampurna, menyampaikan bahwa bahasa ibu sebagai warisan tak benda dapat terancam punah seiring berjalannya waktu. “Bahasa ibu bisa hilang karena gaya hidup, marginalisasi suku-suku tertentu, dan semakin berkurangnya populasi penutur. Oleh karena itu, pelestarian bahasa ibu menjadi kewajiban kita bersama, salah satunya melalui FTBI ini,” ungkap Joko Sampurna.
Ia juga mengajak generasi muda untuk berekspresi dan mengapresiasi bahasa daerah mereka melalui puisi, lagu, drama, dan seni lainnya yang menggunakan bahasa ibu atau bahasa daerah di Kabupaten Kukar. “Saya berharap, melalui event ini, generasi muda kita akan semakin mencintai bahasa-bahasa yang ada di Kukar, mempelajari, dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari,” kata Joko.
“Semoga kita senantiasa bangga dan cinta pada bahasa ibu kita, melestarikannya agar tidak hilang dan hanya menjadi legenda bagi anak cucu kita,” tambahnya.
No Responses