kalimatnya.com – Presiden terpilih Prabowo Subianto berencana mengubah skema penyaluran subsidi energi, termasuk subsidi bahan bakar minyak (BBM), Liquefied Petroleum Gas (LPG), dan listrik. Skema baru ini akan mengalihkan subsidi energi menjadi bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Burhanuddin Abdullah, yang juga merupakan mantan Gubernur Bank Indonesia (2003-2008).
Burhanuddin menjelaskan bahwa perubahan ini dapat menghemat anggaran negara hingga Rp150-200 triliun per tahun. Menurutnya, skema subsidi energi saat ini tidak tepat sasaran karena lebih berfokus pada komoditas, bukan pada masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Dengan mengalihkan subsidi menjadi BLT, Indonesia diperkirakan bisa menghemat anggaran subsidi energi hingga Rp200 triliun.
“Kita perkirakan subsidi akan berkurang sekitar Rp150 hingga Rp200 triliun, dan dana ini bisa dialihkan untuk sektor-sektor yang lebih produktif,” ujar Burhanuddin dalam acara UOB Indonesia Economic Outlook 2025 pada Kamis (25/9/2024).
Burhanuddin juga mengungkapkan bahwa subsidi energi sebesar Rp540 triliun yang dialokasikan pemerintah pada 2023 belum sepenuhnya sesuai dengan kondisi di lapangan. Sebagai contoh, di Solo, Jawa Tengah, subsidi listrik hanya mampu memenuhi kebutuhan dasar, seperti satu lampu per rumah, meskipun tujuannya adalah untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah.
Selain itu, Burhanuddin menyoroti bahwa masyarakat miskin tidak banyak merasakan manfaat subsidi BBM dan LPG karena mereka tidak memiliki kendaraan dan penggunaan LPG subsidi hanya cukup untuk jangka waktu singkat.
“Oleh karena itu, seharusnya subsidi energi dialihkan ke sektor-sektor yang lebih produktif agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi,” tutup Burhanuddin.
No Responses