kalimatnya.com – Remala Abadi tidak gentar dengan masuknya Starlink ke Indonesia. Perusahaan ini berencana menggelontorkan belanja modal (capex) sebesar Rp 49,7 miliar pada tahun ini untuk meningkatkan jaringan dan jumlah base transceiver station (BTS).
Richard Kartawijaya, Direktur Utama Remala Abadi, menjelaskan bahwa perusahaan telah menggelar jaringan fiber optik sepanjang 10.000 km dengan dukungan 170 BTS, yang jumlahnya meningkat 12,58% dari tahun sebelumnya. Dia menyatakan bahwa sektor telekomunikasi masih memiliki peluang yang menjanjikan, terutama di pasar di luar Pulau Jawa yang belum tergarap secara optimal.
“Dengan ekspansi jaringan dan penambahan BTS, kami berharap dapat meningkatkan penerimaan dari pelanggan berkualitas dengan ARPU yang premium,” ujar Richard dalam keterangan tertulisnya.
Perusahaan telah mengumumkan alokasi capex sebesar Rp 49,7 miliar untuk pengembangan jaringan, yang menjadi fokus utama dalam meningkatkan profitabilitas.
Pada tahun 2023, Remala mencatat kinerja solid dengan pendapatan yang naik dari Rp 209,7 miliar di tahun 2022 menjadi Rp 217,4 miliar pada akhir tahun buku 2023, atau tumbuh sebesar 3,66%. Selain itu, EBITDA mereka meningkat 23,46% year-on-year menjadi Rp 78,6 miliar, dengan EBITDA margin mencapai 36,15%, dan laba bersih naik menjadi Rp 26,1 miliar atau meningkat 0,11% year-on-year.
Peningkatan kinerja keuangan Remala didorong oleh lonjakan trafik data sebesar 44,81% year-on-year menjadi 185,5 Gigabytes, efisiensi biaya yang dilakukan perusahaan, serta peningkatan jumlah pelanggan, baik di kalangan korporat yang mencapai 4.532 maupun retail yang mencapai 9.255.
Dengan pencapaian ini, Remala Abadi siap bersaing dan mempertahankan posisinya di pasar telekomunikasi Indonesia, meskipun dengan persaingan yang semakin ketat termasuk dengan kehadiran pemain global seperti Starlink.
No Responses